Brokoli (Brassica oleracea L. Kelompok Italica) adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.
Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih.
Berdasarkan kabar terbaru, para ahli di Inggris telah berhasil mengidentifikasi kandungan zat antikanker di dalam brokoli dan menjelaskan mekanisme zat ini berinteraksi dengan gen-gen yang bertanggung jawab dalam perkembangan kanker.
Seperti dipublikasikan dalam jurnal BioMed Central Molecular Cancer edisi terbaru, para ahli menguraikan bagaimana zat antikanker yang disebut sulforaphane ini bekerja. Secara sederhana, sulforaphane menetralkan sejenis gen yang disebut PTEN. Gen tersebut terlibat dalam pembentukan sel kanker prostat.
Dalam kondisi normal, PTEN akan menghambat perkembangan kanker. Akan tetapi, dalam sel-sel tertentu, gen ini justru menghilang dan inilah yang kemudian bakal memicu pertumbuhan penyakit kanker.
Hadirnya sulforaphane tampaknya mampu mengurangi pengaruh sel-sel yang kehilangan PTEN tersebut dan dapat mencegah kanker untuk tumbuh dan berkembang.
Kesimpulan ini diperoleh setelah para ilmuwan di Institute of Food Research Norwich Research Park melakukan serangkaian penelitian. Para ahli menggunakan jaringan prostat dari tubuh pria dan sel-sel kanker dari tikus. Penemuan ini tentu menjadi harapan baru bagi terciptanya suatu terapi bagi kanker prostat yang menyerang sekitar 36.000 pria setiap tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar